Kuansing- Selain sektor pertanian, Benai kini juga sudah mulai di kenal dengan produksi sepatu, dompet, tali pinggang dan kerajinan dari jenis kulit.
Namun sejauh ini belum ada campur tangan pemerintah, untuk kemajuan usaha kecil ini, ujar Rudi pengrajin sepatu asal Talontam Benai di sela Musrenbang kecamatan Benai, Kamis siang.
Menurut Syafrudi atau akrab di sapa Rudi, pria kelahiran Langkat Sumut tahun 80-han, mengaku sudah 3 tahun berdomisili di Talontam Benai.
Rudi mengaku meneruskan usaha orang tua, Almarhum Pak Molen atau Mahyudin, yang sudah 9 tahun merantau di Benai.
"Sampai saat ini pembinaan nya mandiri, belum ada bantuan pemerintah,"akuinya.
Rudi mengakui Pernah ikuti pelatihan pembuatan sepatu di Sidoarjo, tepatnya di Kompeks Tanggulanggin Jatim, dengan kualifikasi punya standart Inggris. Hasil produksi yang kita hasilkan saat ini, sangat berkualitas dengan harga terjangkau. Saat di tanya apa saja yang sudah di produksi, Rudi menjelaskan mulai dari sepatu pria, wanita, dompet, ikat pinggang, dompet mobil hingga tali jam siap kira produksi, terang Rudi.
Rudi juga menyebutkan produksinya sudah di pakai sejumlah pejabat Kuansing, seperti Plt Bupati, Sekda, Camat dan Kadis Kopindag serta sejumlah pegawai di Kuansing, akui Rudi.
Terkait hal itu, Plt Bupati Drs Suhardiman Amby menegaskan, akan mencarikan pemodal untuk pengembangan usaha tersebut. Saya minta Kadis Kopindag proaktif untuk pengembangan usaha ini, pintanya.
Menyikapi arahan PLT Bupati, Kadis Kopindag Kuansing Azhar Ali mengaku sudah melakukan pembinaan secara bertahap. Untuk waktu ke depan, pihaknya sudah berkomitmen bersama PT RAPP untuk membantu pengembangan dan permodalan usaha sepatu tersebut, jelas Azhar. Sedang untuk jangka pendek, pihaknya sudah menggandeng Bazda untuk masalah permodalan dan pengembangan usaha, tegas Azhar.
Ke depan kita akan jadi kan kecamatan Benai jadi sentra penghasil sepatu, seperti hal nya Cibaduyut di Bandung, terang Azhar.